Sabtu, 07 September 2013

Kabudayan Jawa






Cerita Kabudayan Jawa.
Berawal dari tarian kuda lumping, sekarang berubah kearah yang lebih maju untuk kesenian kudalumping tersebut. tadinya yang hanya tarian kudalumping sekarang ditambahkan dengan tarian kecak dan Leak dari kebudayaan Bali. dengan berbagai cara menggabungan tarian tersebut. tapi dalam masalah nama kesenian sedikit berubah yang tadinya kudalumping juga ada yang menyebutnya kesenian itu LEYAK'AN.

Sejarah Lagu Bang Iwan "Pulanglah Pak"

Pulanglah Pak

Hanya dengan denting gitar akustik dan suara serak Iwan Fals, puisi karya Fitri Nganti Wani -anak Widji Tukul- menjadi sebuah lagu yang sangat menyayat perasaan. (Widji Tukul adalah seorang korban penculikan pada 1998 yang sampai sekarang tidak diketahui nasibnya).

Iwan Fals menyanyikan puisi ini dengan penuh penjiwaan pada acara peluncuran buku "Selepas Bapakku Pergi" karya Fitri Nganti Wani, di Graha Bakti Budaya, TIM Cikini, Jakarta, 16 Juni 2009.

Bagi saya, gaya bernyanyi Iwan Fals dalam lagu ini sedikit mengobati kerinduan pada sosok Iwan yang liar, garang namun tetap bersahaja. Nada-nada sederhana dalam lagu ini mengingatkan pada album akustik Iwan Fals di tahun 90-an. Dan wajar bila beberapa kawan setelah mendengarkan lagu ini
mengatakan, "Inilah Iwan Fals sebenarnya..!". (sb)

Pulanglah Pak
Lirik: Fitri Nganti Wani
Lagu: Iwan Fals

Pulanglah, Pak
Kami sekeluarga menunggumu, Pak
Kawan-kawanmu juga menunggumu, Pak
Pulanglah, Pak
Apakah kamu tidak tahu
Indonesia pecah, Pak?
Pipa-pipa menancap ditubuh pertiwi kita
Asap-asap dari pabrik-pabrik mengotori pertiwi kita,
Pak
Limbah-limbah membuat sungai-sungai dan kali-kali
tercemar
Kami terpaksa tutup hidung, Pak
Pertiwi kita menangis
Pertiwi kita butuh kamu, Pak
Oooh...
Pulanglah, Pak
Apakah kau tidak ingat aku lagi?
Aku anakmu, Pak
Aku, adik, ibu dan semua orang merindukanmu, Pak
Apakah hanya dengan doa-doa saja
Aku harus menunggu?
Penguasa...! Kembalikan bapakku...!

PENGUASA...! KEMBALIKAN BAPAKKU...